Pj.Bupati Harapkan Cegah Meningkatnya Kekerasan Anak dan Perempuan di Maluku Tenggara

 

Langgur - Kekhawatiran terhadap terkikisnya nilai-nilai peradaban dan budaya lokal saat ini terasa seperti gunung es,oleh karena itu, perlu disikapi secara bersama.

Hal itu berdasarkan data Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat.

“Maluku Tenggara (Malra) tingkat kekerasan terhadap anak terlapor 2023 sebanyak 11 kasus dan kekerasan terhadap perempuan terlapor ada tiga kasus”kata penjabat (Pj) Bupati Malra Jasmono di Aula Kantor Bupati,Jumat (14/6/2024).

Sejak Januari 2024 sampai saat ini, katanya, tindak kekerasan terhadap anak terlapor dua kasus, sedangkan kekerasan terhadap perempuan terlapor juga ada dua kasus, belum termasuk kasus-kasus yang terdata di Polres maupun Polsek.

Kegiatan sinkronisasi, koordinasi dan kerjasama lintas sektor penyedia layanan perempuan dan anak Kabupaten Malra menjadi salah satu upaya penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan,kekerasan terhadap anak kemudian pencegahan terhadap tindak pidana perdagangan orang,anak yang berhadapan dengan hukum maupun perkawinan anak.

Penanganan dan pencegahan terhadap semua bentuk kekerasan,tidak bisa dilaksanakan secara sendirian. Diperlukan kerjasama,sinergitas dan kolaborasi lintas sektor secara terstruktur antara penyedia layanan terhadap perempuan dan anak.

Jasmono berharap peran serta setiap lembaga penyedia layanan yang ada untuk terus peduli, siuman dan terus bekerja secara aktif untuk melakukan pencegahan Kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak, tindak pidana perdagangan orang,anak berhadapan dengan hukum dan perkawinan anak. 

“Kita harus terus bersyukur, karena kita diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk bertanggungjawab selaku lembaga penyedia layanan di masing masing instansi atau lembaga”ungkapnya. 

Itu berarti bahwa kita harus komitmen untuk terus bergerak mulai dalam diri dan kemudian menggerakan komunitas lembaga penyedia layanan untuk bergerak bersama melakukan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui beragam model, strategi dari program dan kegiatan kita masing-masing.

Dia berharap melalui dialog sinkronisasi, koordinasi dan kerjasama lintas sektor penyedia layanan perempuan dan anak Kabupaten Malra dapat memberikan inovasi baru kepada semua pihak untuk melaksanakan peran dan fungsi secara baik dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia.

Tentu, ada beragam persoalan namun tidaklah mematahkan niat dan komitmen kita untuk terus bergerak melaksanakan peran kita masing-masing.

“kegiatan ini membutuhkan biaya yang besar, maka kami tidak mengharapkan kegiatan ini hanya dilihat hanya sekedar formalitas belaka. Selesai kegiatan ini harus ada langkah kongkrit,implementasi dan ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan ini,”tambahnya. (MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Eyv)